Manusia terlahir untuk mencari kebenaran. Setiap kita mencari tahu apa makna segala hal, hingga mencapai suatu pemahaman "benar". Meraih kebenaran berada pada alam bawah sadar manusia, mengontrol tingkah lakunya. Namun apabila kebenaran tertanam begitu baik, mengapa masih ada kepalsuan?
Kebenaran tidak pernah diraih dengan mudah, satuannya hampir relatif jika definisinya tidak jelas bermakna. Satu kebenaran terbantah oleh kebenaran lain hingga saling menjelaskan secara jujur dan memahamkan. Dalam satuan waktu tertentu pun kebenaran bisa berubah bahkan sampai tidak berlaku. Apapun itu, kebenaran merupakan kewajiban manusia untuk meraihnya.
Dalam upaya pencapaian kebenaran, masing - masing manusia meraihnya dalam berbagai cara. Kurangnya pendidikan mengaburkan makna kebenaran menjadi ego. Keegoisan untuk menjadi benar. Di saat egoisme tumbuh, kepalsuan menyamarkan kebenaran -"berusaha" menjadi benar. Usaha menjadi benar dirusak oleh egoisme.
Egoisme pula yang bercampuraduk dalam benak manusia dalam mempertahankan suatu kebenaran... dan apabila kebenaran berubah nilainya akibat satu hal dan lainnya, egoisme tetap solid. Faktor pendidikan lah yang dapat melebur ego. Berpendidikan berarti belajar untuk salah. Semakin banyak hal yang Anda tahu, semakin besar kesalahan yang Anda buat.
Kesalahan yang Anda pahami, membantu Anda mengerti kebenaran. Belajar untuk salah menuntut Anda untuk mengerti hal lebih banyak dan dalam. Kebenaran yang seharusnya Anda raih justru Anda dapatkan hanya dari kegagalan, baik oleh Anda sendiri atau pun yang telah dilakukan oleh orang lain yang telah berubah menjadi ilmu. Jangan lah pernah berhenti mencari kebenaran, sesaat Anda berhenti maka Anda akan kehilangan arti hidup... bahwa kita semua terlahir untuk mencari kebenaran.
No comments:
Post a Comment