Wednesday, March 7, 2018

Sesat

Sesat. Saat kita kehilangan arah. Kehilangan arah bisa diakibatkan banyak hal, namun apabila kita tidak dapat menemukan jalan tujuan. Kita tersesat. Hidup begitu rumit, semua tidak pernah semudah dulu. Selesaikan tugasmu, persiapkan ujianmu, tidur cukup, bermain cukup lalu berlibur. Semuanya berubah sekarang, tampak semu sementara harus. Mengaburkan diri kita dari menjadi apa kita yang didambakan dulu.

Sosok yang dulu didambakan untuk diperankan ketika tua kini semakin asing dan jauh... apa harus begitu? Tanggung jawab datang bertubi - tubi, meraih cita - cita kini berubah menjadi bertahan hidup. Waktu terasa semakin sempit dibanding 10 - 15 tahun lalu, padahal idealnya masih bisa merasakan 25 tahunan ke depan dan bahkan lebih. Tapi kita tidak pernah sama dengan masa lalu.

Kita tersesat. Setiap detik yang berlalu menjadi kesia - siaan yang fatal. Tidak pernah bisa diraih kembali. Keselarasan antara kehidupan dan impian semakin jelas batasnya. Sakit untuk mengingat itu, atas segala keterbatasan yang dimiliki. Hanyut dalam derasnya tuntutan hidup.

Akankah kita menemui setidaknya jalan untuk kembali? Agar dapat memulai lagi, menyusuri jejak menuju masa tua yang didambakan tanpa perlu tersesat? Atau jangan - jangan justru tanpa sadar kita sudah berada pada jalan yang dituntun Nya, kita hanya kelelahan di tengah kerumitan ini? Oh Tuhan, untuk mengerti ini pun saya tersesat di dalam pikiran ini.

No comments:

Post a Comment