Thursday, August 22, 2019

Setahun

21 Agustus 2018, setahun berlalu setelah janji ini dibuat. Komitmen ini begitu besar sekaligus cepatnya dibuat, mungkin kurang lebih mirip dengan naskah proklamasi yang dalam tempo sesingkatnya. Ketika gue ulas balik tentang bagaimana hal ini terjadi, gue hanya merasakan keyakinan yang gue pegang teguh sampai saat ini.. bahwa ketika komitmen ini dibuat, gue sadar dan siap betul.

Hubungan yang berujung pernikahan bukan kewajiban yang gue kejar sedini mungkin, tidak sejak dulu. Tapi gue sadar, cepat atau lambat hal ini akan datang dan begitupun gue suka menyiapkan hal jauh sebelum gue berpikir untuk serius menjalaninya. Ketika gue dihadapi dengan hal ini setahun lalu, tidak ada keraguan untuk gue mengiyakannya. Apapun penilaian orang atas pilihan yang gue ambil, gue cukup pickie dalam memilih pasangan; terutama dalam hal seperti ini.

Setahun... benar - benar tidak terasa. Sebenarnya di dalam waktu yang berlalu ini, gue selalu takut menghadapinya. Ketika gue maju bersama waktu, dalam linimasa tersebut hal - hal mulai bermunculan. Bukan tentang perubahan yang gue takuti, tapi apakah persiapannya telah selesai gue penuhi atau jangan - jangan malah bermunculan hal yang belum gue identifikasi sekarang ini? Bagaimana menanggapi hal tersebut? Gue selalu takut oleh perubahan mendadak dan belum gue ketahui sebelumnya.

Dalam kebanggaan dan keyakinan yang gue jalani selama ini di depan publik, sebenarnya gue menyimpan ketakutan akan ketidakpastian.. bahwa gue selalu berhati - hati dan detail sekaligus cenderung lambat. Semua gue catat, gue review lalu sambil berserah kepada Tuhan. Siby yang begitu logis dan matematis kini begitu banyak berserah.

Bersama pasangan yang begitu relijius, gue mulai belajar arti berserah. Menikmati ketakutan itu dalam tenangnya perasaan bersama Tuhan. Well sifat asli gue memang masih kental, gejolak ini yang membuat rasa takut gue tadi kian menjadi. Anggap saja ini adaptasi. Belajar terus mengubah menjadi diri yang lebih baik, bahwa gue sadari begitu banyak perubahan yang gue jalani. Tak terhitung kesempatan yang Tuhan berikan baik materiil dan imateriil.

Hubungan ini mengajar betul gue yang membuat yakin untuk menjalani masa selanjutnya. Pernikahan. Selain pola pikir logis dan matematis, yang akhirnya gue dicekoki hal lain oleh Tuhan berulang kali. Gue harus lebih bijak dan belajar mendengar, melayani juga memaafkan. Setahun berlalu, entah jadi seperti apa gue ke depannya.

Gue yakin di tahun - tahun berikutnya gue bisa lebih baik. Meraih mimpi, membangun keluarga, banyak belajar.. itu Siby beberapa tahun ke depan.

No comments:

Post a Comment