Monday, October 1, 2012

Siapa Sahabat Pancasila?

Semenjak kita bebas dari penjajah asing, kita dijajah oleh saudara sendiri. Menjual barang mentahnya bagi pihak asing, lalu membeli lagi barang matangnya dari pihak yang sama. Tapi pihak asing itu bukan penjajah, mereka hanya melakukan jual - beli. Rakyat kita yang harga dirinya terlalu murah hingga terbeli. Ngomong - ngomong ini bukan hak gw sih untuk menentukkan arah Pancasila, tapi toh Pancasila itu didaulatkan untuk membela kedaulatan rakyat.

Sebenarnya Bapak Pendiri Bangsa kita sudah menyadarinya sejak dulu, dijual mahal harga diri bangsanya dari pihak liberal dan berpihaklah dirinya pada para komunis. Secara kebangsaan dan keagamaan mungkin komunis itu sesat karena pahamnya yang cenderung pro terhadap ajaran atheis tapi secara internasional dunia ini memang terdiri dari dua blok / kubu, timur dan barat. Sebagai ikon negara adidaya di dunia berasal dari masing - masing pihak, Amerika pada barat dan Rusia di sisi lainnya. Lalu kemana kita berkubu sekarang? Gerakan non block? Halah omong kosong, itu cuma salah satu tindakan terhadap dampak aspek militer sementara teori kubu ini berlaku dalam banyak aspek hubungan internasional.

Liberty (Liberalism Icon)
Nyatanya sekarang kita lebih condong pada kubu Amerika, pola ekonomi kita begitu. Tidak usah dijelaskan begitu detail, lihat saja ladang emas kita di Papua, pinjaman berbunga dari IMF. Jika saja emas itu digali manual dengan ratusan juta rakyat kita sendiri, kita tidak perlu pinjaman berkedok itu. Pola ekonomi komunis, pola mandiri. Itu jika dilihat dari aspek ekonomi, dalam politik dunia pun sahabat kita memang negara - negara komunis. Rakyat dengan keras menolak AS tapi mereka tidak sadar ekonomi dan politik kita mengarah kesana.

Komunis bagi gw lebih bersahabat, mereka tidak berdasarkan pasar atau ekonom atau bank tapi bangsa. Beberapa contoh negara komunis malah membela beberapa negara yang yang memiliki konflik internal, sebut saja salah satunya Suria. Sementara oleh blok lain Suria dikecam. Jika blok barat berhasil menyuntikkan doktrinnya, maka telah habis lah negeri "korban"-nya. Sebut saja Irak atau Afganistan, beberapa orang mengatakan negara itu sekarang hanya boneka AS.

Communism
Sayangnya pihak blok timur ini memang pro pada pemerintah, mereka lebih condong ke otoriter. Berbeda dengan lawannya, mereka pro terhadap rakyat. Selalu ada sisi buruk dan baiknya. Memang otoriter ini menurut gw sangat cocok bagi bangsa ini, Indonesia pernah menjadi raksasa di masa pemerintah otoriter. Sebut saja Orde Baru, kita tidak impor! Tapi luka rakyat terhadap keegoisan pemerintah memang tidak bisa ditahan lagi, ditumbangkan lah itu. Perlahan kita buka sistem kita, tapi karakter bangsa ini belum terbentuk karena mungkin pemerintah sebelumnya sendiri masih sibuk mengurusi kantong dan tidak terdidiklah mental kita, dibelilah harga diri, habislah semua. Korup.

Balik lagi ke politik - ekonomi, bagi gw pihak blok barat menganggap Indonesia lebih ke pasar dan agen murah. Berbeda dengan blok timur, yup kita ini rekan. Ditunggunya kita mandiri karena mereka tau rakyat Indonesia sudah muak dijarah dan dipaksa berhutang dan yang melakukan itu blok barat. Sadarlah setiap anak yang lahir di Indonesia itu memiliki hutang, hutang negara ditanggung oleh setiap rakyatnya dan hutang itu berasal dari pinjaman berbunga besar para ekonom blok barat. Pola ekonomi negara mengacu pada bank ini diajarkan paksa oleh blok barat, jika otoriter maka pemerintah bisa menghentikkan inflasi dari pihak bank dengan paksa dan itupun klo pemerintahnya benar - benar otoriter dan mandiri.

Beberapa contoh kasus ketika pasar saham AS anjlok karena perusahaan swasta, bahkan hingga berhimbas parah ke negara lain yang sekiblat. Sementara Rusia dan China, mereka tenang karena itu sama sekali tidak berdampak bagi mereka. Mereka tidak pusing, karena pemerintahnya yang notabene otoriter berhasil memapankan bangsanya bukan banknya. Sebenarnya bagi gw bukan mengenai ke blok mana kita berpihak, siapa yang membantu kita dengan tulus maka di sana kita berbisnis. Kiblat ekonomi, politik dan banyak lagi yang kita arah ini salah, habis harta kita. Kita harus mandiri dan semestinya negara yang pernah ditakuti ini bisa memilih siapa yang menghormatinya.

No comments:

Post a Comment