Monday, March 4, 2013

Logika vs Iman


Kedua hal yang tidak pernah dapat disatukan kata kebanyakan orang, selain dianggap tabu, faktanya orang - orang yang pro pada logika berpikiran bahwa iman adalah suatu hal yang abstrak dan tidak bisa dibuktikan sahnya secara sains. Sebaliknya bagi mereka yang memiliki iman pada suatu tuhan mengatakan me-"logika"-kan Tuhan adalah dosa besar. Pemimpin agamapun tidak dapat menerangkan ini dengan betul, mereka juga menganut hal yang sama dan mereka hanya pandai bersilat lidah berdasarkan kitabnya dan jika mengalami suatu perlawanan kita dianggap meragukan kedaulatan Tuhan, kita berdosa.

Sebelum gw membawa ini lebih jauh, gw memberi penyataan bahwa gw tidak membahas agama manapun. Gw menuntut para religius untuk cerdas dalam beragama. Mungkin lucu ketika gw menyatakan untuk cerdas beragama, tapi sadarilah kecerdasan kita beragama ini untuk memastikan cinta kita pada Tuhan bukanlah cinta monyet. Suatu bawaan karena terlahir sebagai agama tertentu sehingga kita mengatakan agama tersebut terbaik. Tidak cerdas.

Gw pun tidak ragu mempelajari agama lain -- bukan untuk mencari kelemahan agama tersebut tetapi mempelajari nilai - nilai positif yang terkandung di dalamnya dan ketika tiba pada batas dogma gw berhenti untuk lanjut mempelajari agama lain tersebut. Lanjut ke pembahasan, kebenaran tentang Tuhan. Itulah yang seharusnya dicari oleh manusia. Dengan otak jenius yang diberikan Tuhan kepada manusia, adalah sebuah mitos jika kita dilarang mempelajari logika Tuhan. Salah satu hal yang gw yakin, hukum - hukum fisika yang salah satu peneliti atheisnya yang terkenal, Stephen Hawking pun juga milik Tuhan jadi jangan salah kaprah. Hanya saja mereka memilih jalan jauh dalam mencari kebenaran Tuhan.

Sayangnya logika menjadi tabu dilekatkan pada iman adalah ulah manusia sendiri. Kita terlalu taat sehingga takut mencari kebenaran Tuhan, semua hukum dan rumus di dunia ini diciptakan oleh-Nya agar kita bisa mengerti supaya kita tahu kebesaran-Nya. Tuhan tidak bekerja dengan sekejab mata, mungkin kitab - kitab kalian mengatakan begitu tapi hukum - hukum dan rumus terjadi pada setiap karya Tuhan dalam logika waktu-Nya yang belum kita mengerti di era sekarang. Bagi gw ketika ada seseorang beragama mengatakan adalah dosa untuk me-"logika"-kan Tuhan, justru itu meragukan kehebatan Tuhan.

Tolong ingat semua detail di semesta ini Tuhan tahu dan Beliau lah yang membuatnya. Yah Einstein, Archimedes atau siapapun ilmuan terkenal tersebut, dengan istilah apa mereka dikenal? Penemu. Mbah Sudjiwo Tedjo bilang, "Aku haqul yakin bahwa E = MC2 udah gentayangan sejak pra purba di semesta, tapi hanya jiwa / pikiran Einstein yg sanggup menangkapnya". Yah merekalah yang berhasil mentranslasikan logika Tuhan dalam bahasa manusia, ngomong - ngomong bahkan E = MC2 yang terkenal itu baru ditemukan pada abad 20 dan otak orang yang mentranslasikan itu yang notabene tercerdas di dunia baru dipakai sekitar 10 - 15 persennya saja. Itu kenapa gw katakan logika kita masih jauh untuk mengenal Tuhan.

Tidak berarti tabu, logika lo harus berjalan dalam memikirkan keimanan lo. Dengan begitu lo akan mengerti cara menghormati agama lain, menghormati sesama manusia. Sebaliknya kalian para penganut sains. Ada begitu banyak keajaiban dan mukjizat yang terjadi di dunia ini yang mungkin kalian bisa jelaskan atau mungkin juga tidak bisa sekarang sehingga itu baru akan bisa dijelaskan oleh tiga, empat, sampai seribu lebih generasi ke depan. Itu semua tidak mungkin terjadi tanpa suatu sebab, hukum sebab akibat, semua ada dalangnya. Mungkin kalian berkata, semesta ini bisa tercipta tanpa campur tangan Tuhan -- yah begitulah yang dikatakan Stephen Hawking si maha profesor ilmu fisika kuantum tadi.

Menurut gw itu adalah sebuah gap, sadarilah apa yang kita buat sekarang bahkan sangat ingin meniru kehebatan Tuhan. Autoservice - autorun, sebuah aplikasi yang berjalan tanpa bantuan manusia dan untuk melayani manusia itu sendiri. Siapa yang mau dipersulit dengan instal ulang produk Appl*-nya? Gw bukan pemakai produk itu, tapi gw paham betul ada kemudahan instal ulang / update SO (baca: Sistem Operasi) yang berarti semua data harus diformat dan di-restore seperti semula sehingga dengan SO baru kita bisa menikmati layanannya dengan data - data yang sama. Untuk melayani manusia menuju peradaban yang lebih baik. Bukankah sebuah kepastian dengan klaim bahwa Tuhan Maha Kuasa sehingga Beliau bisa membuat suatu aplikasi yang sangat rumit yang bersifat autorun? Beliau sebagai The Only One Developer sudah mengompile keseluruhan semesta sehingga cukup satu klik, semesta berevolusi dengan sendirinya? Lucu. Lho kita saja bisa, kenapa Tuhan tidak? Itu kan hanya logika manusia untuk menjelaskan kekuatan Tuhan. Nyata cukup logis untuk diterima otak manusia yang kritis ini.

Intinya kedua hal ini harus berjalan bersamaan, tidak sedikit profesor - profesor sains yang taat beragama kok. Dengan catatan iman dinomor satukan dan logika kalian sebagai pembimbing yang kedua setelah Tuhan. Supaya iman kita tidak dirusak oleh dogma - dogma ajaran yang sesat, cinta lo pada Tuhan tidak disesatkan dengan kecemburuan iblis. Sehingga tercapainya iman kuat dan pasti, seperti ilmu sains -- ilmu pasti. Begitupun Tuhan, Beliau pasti dan nyata secara iman maupun logika. Seperti pastinya ilmu dan rumus yang diciptakan-Nya.

No comments:

Post a Comment