Setiap manusia mempunyai cerita nya masing - masing, baik atau buruk, indah atau jelek, idaman atau hinaan dan hitam atau putih tidak akan pernah mampu menjelaskan suatu cerita hidup begitu saja. Latar belakang, waktu dan tempat mempunyai peran penting terhadap bagaimana menilai suatu cerita. Siapa pun mempunyai ambiguitas dan tendensi bermacam pula sehingga satuan nya menjadi sulit untuk diseragamkan dan dinilai. Maka itu menjadi tidak mungkin untuk menilai kehidupan orang lain secara utuh, kita hanya mampu memetik beberapa nilai dari potongan - potongan cerita nya saja.
Namun dalam ketidakmungkinan itu, tetap saja ada pikiran - pikiran terpenjara yang berusaha untuk menilai cerita itu. Mereka itu bermental miskin, sebab mereka tidak mampu menggapai pemahaman bahwa relativitas itu mutlak. Minim nya mentalitas, mengacaukan pikiran mereka sehingga sampai pada kesimpulan bahwa di antara kelas kehidupan sosial, mereka berada di dasar pokok nya dan mampu melihat secara jelas gejolak dan gemerlap kehidupan yang menurut opini mereka, berada di atas nya. Mereka tidak sadar bahwa kelas sosial kehidupan memiliki multi dimensi yang rumit.
Ada satu kutipan yang sangat bermakna bagi gue, "Do not argue with stupid people, they will drag you down to their level and beat you with experience". Berapa pun bukti yang lo bawa,
Gue pernah berada di posisi yang sama. Seperti dulu, gue menganggap bahwa orang - orang yang berjalan - jalan di mall itu hanya membuang waktu dan tidak produktif. Sampai suatu ketika gue bertemu dengan banyak orang yang melakukan itu dan gue sadar, mereka sangat mengenal pasar, mereka tau harga baik, mereka mengerti menilai suatu kualitas, pada akhirnya, mereka lebih mengerti hemat berbelanja.
Manusia tumbuh atas suatu nilai, menjadi tantangan dalam cerita hidup nya untuk mempelajari nilai baru dan menguji nilai yang dimiliki nya. Sebab apabila gagal dilakukan nya, manusia tidak memiliki nilai. Mereka adalah orang - orang yang bermental miskin. Nilai tersebut dipengaruhi kuat oleh latar belakang, waktu dan tempat. Soekarno pada masa nya dinilai oleh orang Indonesia sebagai bapak bangsa, mempunyai pengaruh kuat di mata internasional, padahal di mata internasional Soekarno diangap ancaman sebab pada masa perang dingin beliau bermain dua kaki, mengancam barat dan harmonis dengan komunis, sejarah membuktikan dalam cerita kejatuhan beliau, pihak asing bermain peran. Kedua subyektifitas tersebut adalah cerita sejarah betapa rumit nya dimensi cerita hidup.
Tidak ada yang mampu mengubah mental miskin, kecuali manusia itu sendiri. Berhati - hati lah jika bertemu dengan salah satu di antara nya, dan berhati - hati pula agar tidak menjadi satu di antara nya.
No comments:
Post a Comment