Friday, July 24, 2015

Agama

Agama, jalan menuju kebenaran melalui kesepakatan. Dalam Bahasa Indonesia sendiri, agama disusun dari 2 suku kata yaitu "A" yang berarti ketiadaan, ketidakan, dsb dan "Gama" yang berarti berantakan atau kacau. Silakan berpersepsi sendiri - sendiri berdasarkan definisi yang ada. Namun jelas lah makna Agama adalah ketiadaan kekacauan atau ketidakkacauan. Sementara secara global kita mengenalnya dengan "Religion" serapan dari bahasa Latin "Religio" yang berarti menghormati yang disakralkan, demi ketuhanan.

Secara artian gue lebih sepakat tentang bagaimana Bahasa Indonesia memaknainya. Tidakkah begitu ilahi agama ketika itu tidak menyebabkan kekacauan? Ketika kehadirannya timbul sebagai sumber keharmonisan semesta demi urusan ilahi dari pada hanya sebatas paham penyakralan suatu hal demi suatu hal yang diklaim sebagai "tuhan"? Gue rasa banyak agama setuju dari bagaimana mereka menglaim ajarannya sebagai berkah luar biasa duniawi dari ilahi.

Sayangnya itu semua tidak terwujud sama sekali dari umatnya. Bukankah semua perang - perang didirikan atas nama agama? Mereka membunuh orang tidak bertuhan, membunuh yang beragama namun berbeda agama dan membunuh yang seagama namun berbeda pemahaman. Sambil sibuk saling bunuh mereka menguras dunia ini baik moral maupun fisik. Keberadaan agama tidak membawa dunia ini bermoral dan lestari. Bumi rusak. Mereka menyalahkan siapa? Ya, musuhnya dan sambil berlagak sok suci menurut pemahamannya sendiri.

Lo mungkin melabelkan gue sebagai pendosa, kafir, atheis, orang sesat dan sebagainya... Yup itu cara klasik orang beragama, cara mereka membenarkan dirinya atas tuntutannya sebagai orang beragama. Mereka hanya mencari surganya menurut definisinya masing - masing. Manusia begitu meninggikan agama sampai dirinya lupa bahwa dirinya beragama. Manusia sering menekankan bahwa Tuhan tidak dapat disamakan dengan ciptaan-Nya, nyatanya mereka menjadikan agama itu sebagai tuhan secara tidak sadar.

Kehadiran agama seharusnya tidak menyebar seperti api, kecil menghangatkan namun cukup berbahaya jika besar merusak hingga musnah lalu meninggalkan habis hangus hanya abu tersisa melainkan seperti air yang merembes ke dalam yang dialirinya menjadi basah dan terus meluas menjadi sumber kehidupan. Sungai dan atau laut. Tapi ingat jangan sampai tercemar, menjadi penyakit bagi yang mengonsumsinya.

Jadi bagi gue, agama apapun yang dianut sangat tidak logis dijadikan alasan atas sebuah kekacauan dan yang terbawa oleh masalah itu bagi gue teracuni pikirannya. Menghukum memang otoritas Tuhan, namun menjaga keadilan dan keharmonisan adalah tanggung jawab manusia. Sebagaimana Bahasa Indonesia mendefinisikan agama yang masing - masing kita setuju pakai sebagai istilah bagi iman yang kita jalani, yaitu ketidakkacauan.